Senin, 30 Maret 2009

Apa arti Sahabat by aris




Apa arti Sahabat


Sahabat. Apa sih arti dari sebuah persahabatan?? Ada yang bilang sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau kemana-mana selalu bareng. Tetapi salah satu sahabat saya bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka, tapi tahu batas dimana suatu saat ketika teman dapat masalah, kita harus membiarkan dia mengatasi masalahnya sendiri agar teman tersebut tumbuh lebih matang dan mandiri.

Terkadang saya dengan enteng menyebut, dia itu sahabat saya. Tapi ketika ditanya ini itu tentang sahabat saya yang berhubungan dengan keluarga, pendidikan dan lain-lain, saya bingung jawabnya. Dari situ saya mikir, apa saya ini sahabat yang baik? Apa saya pantas disebut sahabat? Karena saya menganggap sahabat adalah orang yang bisa melihat kita dari hati ke hati, bukan karena tampang, materi, latar belakang, pendidikan dan lain-lain. Karena itu saya memang jarang menanyakan hal-hal yang berbau privacy ke sahabat-sahabat saya. Saya lebih sebagai pemberi masukan dan penerima keluh kesah sahabat-sahabat saya. Bukannya saya orang yang nggak peduli dan nggak mau tau, tapi menurut saya persahabatan bukan dinilai dari sedalam apa kita tau tetek bengek orang tersebut, melainkan sedalam apa kita memahami orang tersebut. Saya sudah ngerasain pahitnya persahabatan ketika saya bilang dia sahabat saya, ternyata dia hanya memanfaatkan apa yang saya punya dan lain-lain. Ketika saya sedang jatuh, dia malah meninggalkan karena merasa ga ada yang bisa diberikan oleh saya.

Cuma segitu arti persahabatan ??

Suatu hari saya meyatakan A adalah sahabat saya. Ketika A ditanyakan, siapa sahabat kamu, A menjawab B, C, D, namun tidak menyebutkan nama saya. Dari sini saya mencoba memikir ulang. Apakah saya bukan termasuk sahabatnya? Apa saya bukan sahabat yang baik? Hal ini sering terbesit dalam pikiran saya Teman saya banyak. Saya pergi dengan teman-teman yang berbeda. Namun apakah mereka adalah sahabat saya? Karena terkadang teman untuk hang out berbeda dengan sahabat.

Ada seorang sahabat saya mengirim sms pernyataan, “Saya nggak berharap untuk jadi orang yang terpenting dalam hidup kamu, itu permintaan yang terlalu besar. Saya cuma berharap suatu hari nanti kalo dengar nama saya, kamu bakal tersenyum dan bilang, dia sahabat saya.” Damn! Itu benar-benar merasuk ke hati saya. Itulah kata-kata yang saya cari. Saya tidak butuh pernyataan apa-apa. Tapi ketika ada orang menyebutkan nama saya, ia akan bilang “Chika adalah sahabat saya”. Saya nggak perlu menyebutkan siapa-siapa aja sahabat saya, because you know who you are. Buat saya, sahabat adalah orang yang menganggap saya sebagai sahabat. Kita tidak perlu nyebutin sahabat saya adalah A, B, C, D, E. Karena 1 nama saja terlupakan, orang itu pasti akan sedih. Begitupun sebaliknya. Kalo sahabat kamu menyebutkan nama-nama sahabatnya namun lupa untuk menyebutkan nama kamu, kamu pasti sedih. Karena itu saya cuma bisa dibilang orang-orang yang merupakan sahabat saya adalah orang-orang yang menganggap saya sebagai sahabat.

Berikut adalah kutipan pernyataan dari seorang sahabat:

Seorang teman tetap memberi ruang gerak pribadi, privacy sebagai seorang manusia. Dan kita akan berasa deket dengan dia walaupun ga ketemu dan ga kontak dalam waktu yang lama. Karena pertemanan itu pada dasarnya dari ikatan hati. Ga bakal ilang walaupun dimensi jarak memisahakan kita. Kita harus mengkui bagaimanapun juga kita ga bisa menghilangkan dia dari hati kita. Dan tanpa teman, kita ga akan seperti sekarang ini.

Chika says:

“Manusia selalu hidup berkelompok. Tiada manusia yang dapat hidup dalam kesendirian. Apabila ada, maka manusia tersebut benar-benar mahluk yang malang dan hidupnya tentu tidak berwarna.”

Kisah Senang di Hari Selasa


By aris rohiful

Aku kembali menengok ke belakang. Saat dimana aku dan dia jalan bareng. Senang, gembira, takut. Begitulah rasa yang ada dihatiku. Campur aduk.

Senang dan gembira, karena aku bisa jalan bareng dengan orang yang selama ini, tanpa dia tahu dan sadari telah menjadi bagian dari malam dan siangku, dengan sering memikirkannya. Meski dia sendiri, sampai detik ini nggak pernah percaya bahwa aku sudah lama care ama dia.

Waktu itu, tepatnya Selasa (18/12) kira-kira pukul 13.00WIB kita ketemu di salah satu toko buku di Jakarta. Meski dia bukan orang baru, dalam arti kita sudah kenal agak lama, tapi untuk ketemuan berdua yang diplaning baru kali ini.

Pada awalnya, deg2an juga sih. Tapi akhirnya aku dapat menguasai perasaanku. Akhirnya kita sepakat untuk makan siang di BD, dikawasan ancol. Selama dalam perjalanan kita banyak cerita secara lebih dekat, tentang pribadi dia dan aku. Saat itu kita belum ada komitmen apa-apa tentang kita, karena kita tahu bahwa masing-masing kita “not alone again….we are married”. Tapi kita merasa nyaman benget dengan semuanya..dan kita muali berpikir how about our feel?? “Begitulah…Kisah Senang di Hari Selasa..yang tak kan pernah kulupakan! Selamanya aku kan mengingatnya..”

Robot Jadul Itu Jadi Juara Jateng-DIY



  • Oleh Sony Wibisono

SIKAP kurang percaya diri memang dirasakan tim robotik dari SMK Assaidiyah Kudus saat berlaga di Kontes Roboline Follower se-Jateng DIY, Sabtu (21/3), di Politeknik Negeri Semarang.

Selain karena robot yang mereka bawa terkesan kurang meyakinkan dan dalam ungkapan anak muda sekarang modelnya jadul (kuno), SMK yang berada di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo itu pun belum punya pengalaman dalam kontes robotik.

Namun angan-angan pesimistis itu ternyata tidak terbukti. Justru sebaliknya, tim SMK Assaidiyah dengan dua roboline follower bernama Jogorekso dan Seno pun menjadi juara di ajang tersebut.

Tiga puluh dua peserta lain dari Jateng dan DIY bahkan dibuat tercengang. Robot-robot yang terkesan kampungan itu ternyata mampu menyabet juara I dan II pada ajang yang memperebutkan Piala Kepala Dinas Pendidikan Jateng itu.
Fokus Performa

”Kami memang membuat robot dengan biaya paling murah karena keterbatasan biaya. Akan tetapi, yang penting kami fokus pada performanya,” ujar pembimbing tim Harmoko.

Bahan-bahan luar robot pun banyak menggunakan barang-barang bekas. Wajar jika penampilannya tampak kampungan dan kurang funky, seperti layaknya robot peserta kontes.

Tim dari SMK Assaidiyah yang bernama Tim Hamzah itu terdiri atas Dedi Santosa dan Imam Nor Cahyono yang memegang Jogorekso, serta Kamal Wahyudi dan Rendara yang mengawal robot Seno.

”Dua bulan kami dibantu Pak Harmoko, meski minimalis kami ingin performanya tetap bagus,” ujar Dedy.

Ya, dan memang persiapan itu tidak sia-sia, karena kelebihan Jogorekso dan Seno adalah performa dan ketepatan sensornya mengikuti jalur perlombaan.
Hal itu tentu saja menjadi nilai lebih karena kontes robotic follower memang menilai ketepatan robot menyusuri sircuit line follower.

Kelebihan ini mulai terlihat pada babak seleksi. Robot-robot gaul dari sekolah favorit pun pelan dengan pasti disingkirkan.

Menurut para siswa dari tim Hamzah, saat yang paling mendebarkan perempat final saat menghadapi tim dari SMA 1 Yogyakarta. ”Robot mereka sangat bagus tetapi ternyata masih kalah performa dari robot kami,” ujar Imam Nor Cahyono.

Kedua robot itu pun pada babak final mampu menembus jalur alternatif yang tidak bisa dilalui robot lain. Selain performa stabil, keduanya juga bisa membukukan catatan waktu tercepat. ”Mulanya kami hanya ingin menambah pengalaman. Namun, ternyata kami mampu bersaing dengan sekolah lain yang lebih favorit dan berpengalaman,” papar Kepala SMK Assaidiyah Sugiharto.

Yah, prestasi itu memang membanggakan warga sekolah di pinggiran Kota Kudus itu. Sugiharto berharap, apa yang mereka lakukan bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain.

Dia mengakui, memang keadaan sekolahnya masih serbaterbatas, tapi ternyata hal itu tidak menjadi halangan untuk berprestasi.

”Ya memang sekolah desa, nama robotnya pun Jogorekso dan Seno sedangkan peserta lain menggunakan nama-nama yang berbau teknologi canggih. Namun, intinya kami memenangi kriteria penilaian lomba,”

kisah nyataku 'aris '

Kisah Cinta Sejati

Namaku Aris dan aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberikanku sebuah pengajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat dan mengagumkan seperti dalam novel-novel romantis, tetapi tetap bagiku ia adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari semua novela tersebut.

Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi dan ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu di sebuah majlis resepsi pernikahan dan kata ayahku dia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk ke dalam ruangan. Saat itu dia tahu, inilah wanita yang akan dikahwininya. Ia menjadi kenyataan dan mereka telah bernikah selama 40 tahun dengan tiga orang anak. Aku anak sulung, telah berkahwin dan memberikan mereka dua orang cucu. Ibu bapaku hidup bahagia dan selama bertahun-tahun telah menjadi ibu bapa yang sangat baik bagi kami, membimbing kami dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan.

Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Beberapa jiran kami mengajak ibuku pergi ke pembukaan pasaraya yang menjual alat-alat keperluan rumah tangga. Mereka mengatakan hari pembukaan adalah waktu terbaik untuk berbelanja barang keperluan kerana barang sangat murah dengan kualiti yang berpatutan.

Tapi ibuku menolaknya kerana ayahku sebentar lagi akan pulang dari kerja. Kata ibuku,”Ibu tak akan pernah meninggalkan ayahmu sendirian”.

Perkara itu yang selalu ditegaskan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita, aku wajib bersikap baik terhadap suamiku dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sihat mahupun sakit. Seorang wanita harus menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu. Menurut mereka, itu hanyalah lafaz janji pernikahan, omongan kosong belaka. Tapi aku tetap mempercayai nasihat ibuku.

Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami sekeluarga mengalami berita duka. Setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi dan menjadi lumpuh. Doktor mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, dia harus menghabiskan sisa hidupnya di pembaringan.

Ayahku, seorang lelaki yang masih sihat di usia tuanya. Tetapi dia tetap setia merawat ibuku, menyuapinya, bercerita segala hal dan membisikkan kata-kata cinta pada ibu. Ayahku tak pernah meninggalkannya. Selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya. Ayahku pernah mengilatkan kuku tangan ibuku, dan ketika ibuku bertanya ,”Untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua dan hodoh sekali”.

Ayahku menjawab, “Aku ingin kau tetap merasa pintar”.

Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, merawat ibuku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”Kau tahu, aris. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?”

Aku menggeleng, dan ibuku berkata, “Kerana aku tak pernah meninggalkannya…”

Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi dan Ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggungjawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupanya.




by aris rohiful

2av2

wiskar

Minggu, 29 Maret 2009

robot line folower


Introduction

One of my student has made a disgraceful robot that used two stepper motors and with a simple IR sensor. Yes, above picture is what I'm talking. Without battery carrying, a little bit torque of the stepper and misalignment of driving shaft, makes it crawling not walking, but first demo, showed quite impressive to me. He said he wrote a couple of program lines using C, his robot can track the black tape. I feel delighted his intention and endeavor. I thought, " he borrowed me DS5000, expensive one, a soft uController with internal bootloader, why shouldn't try with our learning board C-52 Evaluation Board instead". Another one, told me the same day "I found the L293 Push/Pull Four Channel Driver at Ban-Moah, it costs 1.5 US$ ". I've been searching this chip for a year. The MiniBoard, a Motorola 68HC11 Robot Controller board designed by Fred G. Martin, also uses this driver. The day after, I then decided to prepare the page describing how to use C-52 EVB as a robot controller board. I asked my student for competition, build yourselves robot that can track the black tape. Prize for the winner is 100 US$, with a bit condition that the winner must pay for a big party at Soi Jinda's Somtum (Papaya Salad) shop. And one of the competitor is me. I thought the rule should be conceived roughly by students and technically by me. The picture on that day will put here soon.

C-52 EVB resources

Beforehand, let look at available resources of C-52 EVB for robot experiments.

Actuators
DC motor
PWM with
timer2 helps
P1.4,P1.5,
P1.6,P1.7
Sensors
digital/analog
IR detector
with comparator chip/ for analog input, see
use of PIC16C711
digital input/T0,T1 for pulse input
Brain
C program
available code and data space approx. 32kB
8000H-FFFFH
Program
Downloader
Running
without monitor
PAULMON2
with PAUL's
startup header
9600, 8n1
P3.0 (RxD)
and P3.1 (TxD)

DC Motor Driver

Basic circuit of using L293 forms an H-Bridge Driver is shown in Figure 1. As shown for such inductive load as DC motor, external diodes for suppressing back EMF must be connected. The MiniBoard uses L293D instead, the L293D has internal diodes, however providing a bit less driving capacity, i.e., 600mA @4.5V-36V. From the truth table, we see that direction of the motor can control by pin C and D. VINH enable/disable power to the motor, thus for speed regulation, we then use this pin for PWM signaling. See details, L293.pdf data sheet.

Figure 1: Basic circuit of L293 forms H-Bridge Driver

A circuit connecting C-52 P1 to L293 driver chip is shown in Figure 2. As shown Enable pin 1 connected to P1.0 is for PWM signaling. We use additional inverter at pin7 and pin 15 to provide proper logic for easy directional control. Please note that pin 4,5,12,13 are tied to ground and if heat sinking needed, one method is to make a large area of PCB or soldering it with a metal sheet, say.

Figure 2: Connecting C-52 EVB P1.4-P1.7 to L293. External diodes must be connected for L293(not shown in circuit diagram). My latest design put additional inverter for PWM signal at pin 1 and pin 9 to prevent full power delivering to DC motors when resetting the 89C52(i.e., all bits of P1 is logic high). Check the logic of PWM pins for another microcontrollers.

Line Tracking Sensor (I have to KUK)

Since there's no ADC for 89C52 chip, each competitor may build their own Line Tracking Sensor, some may use LM339 QUAD comparator with IR transmitter and receiver, some may use LDR as described in Line Follower Robot . With an external comparator, it may not necessary to have ADC, but with LDR, we need external ADC. " Having additional ADC for 89C52 would be better", I thought. How can we provide ADC for 89C52 with a cheap method? I chose PIC16C711 with 4-channel ADC, and 7-pin input port. Interfacing to 89C52 is done with simple PISO protocol by using RB0 for SCLK and RA4 for SDA. The code for such purpose was written in C, here is the source file, C52ADC.C and the HEX code, C52ADC.HEX. After some initialization, the 711 chip wait for trigger read signal at pin RB0, i.e., high-to-low transition, then it responses by sending 40-bit through RA4(SDA) with low-to-high transition. 40-bit data stream begins with LSB of ADC0 to MSB of PORT B. Example of program fro testing ADC is ADC.C and the hex file is ADC.HEX.

Figure 3: Using PIC16C711 to be a 4-channel ADC and 7-bit input port for C-52 EVB.

Simple Power Supply and Charger Circuits

Figure 4 shows a simple power supply circuit. I have tested with KABO, it works fine. For those who have a big capacity rechargeable battery, the resistance value of R can be selected for approx. 10% output charging current. DC in can be higher if your battery voltage higher than 8.4V, say. To ensure the output current is within the value calculated by R, measure DC current before. The maximum supply for LM317 is ~35V.

Figure 4: Circuit Diagram of battery supply +12V Alkaline and +8.4V NiMH with a constant current recharger circuit. For ~20mA, use R~60 Ohms. S1 is main switch for CPU and L293 circuits.

Using PAUL's Startup Header file with Micro-C

Before writing PWM generation for testing above circuit, let study how to use Paul's header. With a PAUL's startup header at the beginning of the application C program, after successfully downloading the hex code, just press RESET, the 89C52 then will run the application instead of PAULMON2 monitor program. As long as the program remain in SRAM, running the program can only be done with pressing RESET. To return to PAULMON2 prompt, turn the board power off for a while, then back the power on again. This concept of startup header allows us to use C-52 EVB as a dedicated controller beside as a learning board. Originally Paul has made with entirely in Assembly code. However, I have adapted for Micro-C Compiler. I have put the header for startup code in the startup and runtime library for small memory model. The file C52ROBOT.ASM, will compile and link to the main( ) function with S=c52robot.asm when invoking command coordinator. Example of command line is;

c:\mc\cc51 %1 -ilp h=c:\mc m=s s=c52robot.asm

%1 is hello(.c), say

Let try hello.c and compile with above command line, download the hello.hex into the C-52 board, then press RESET, see what happen?

Manual Control Program demonstrates PWM generation with KABO

One method of delivering DC power to motors is to use PWM. The PWM method supplys DC pulse with fixed frequency but with adjustable duty cycle. I used TIMER2 in AUTO reload producing 1000Hz PWM frequency. Each time executing has entering into service routine, a 16-bit PWM1 was shifted out to P1.7 and PWM2 to P1.6. Main program has a task that set the power for motor1 and motor2 by writing 16-bit PWM pattern into PWM1 and PWM2 for motor1 and mortor2 respectively. The service routine for timer2 is put in startup code. See example program, KABO1.C and C52ROBOT.ASM, for PWM demonstration with manual control. I have designed and built my own robot for the competition also. It names KABO having differential drive method. As shown in right-hand side, is the rare part powered by C52-EVB. The motor driver chip L293D and a 74LS04 are put at the soldering pad.

Ving-Peaw Competition

I suppose there should have ten robots to be competed. Details Rule and Scoring will be launched soon, day by day changed. But first of all, competitors must know how difficult of the circuit and programming are. Hear is the actual course layout.

Figure 4: Actual Course Layout for Ving-Peaw Robot Competition

The original idea of what kind of the competition would be, came from Zongwit. Each round has two robots. Each robot must run along black tape and try to touch the the other's target. Who touch first will be the winner. The slower is allowed to detect the faster, shifted out of the line for 20 seconds, then back again. No limit for the robot size and uControllers, you may use ranging from a PIC16F84, 16F873/877, 89C2051/4051, 89C51/52/55, or 68HC11, say.

C-52 EVB Robot Controller Links

cerita lucu

Orang Buta dan Anjingnya

Seorang buta sedang berjalan dengan seekor anjing sebagai penunjuk jalan. Pada sebuah persimpangan yang ramai si anjing yang nggak peduli dengan deru lalu lintas yang ramai, dia terus saja membawa si orang buta menyeberang di tengah keramaian lalu lintas.

Bunyi derit ban mobil yang direm mendadak dan klakson pun langsung terdengar hingar-bingar, pengendara-pengendara yang panik mencoba meneriaki supaya mereka minggir.

Akhirnya si orang buta dan anjingnya sampai pada trotoar. Kemudian si orang buta mengambil kue dari kantongnya dan memberikan kepada anjingnya. Seorang yang kebetulan melihat kejadian itu bilang, “Kenapa kamu masih berikan roti kepada anjingmu padahal baru saja dia hampir membuat kamu mati!”

Si orang buta bilang, “Saya hanya pengen tahu sebelah mana kepala si anjing kampung ini, biar bisa kupentung kepalanya.”